Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen
aktif utama yang ditemukan pada opium. Opium berasal dari getah putih yang
keluar dari kelopak mentah bunga tanaman Papaver somniferum atau biasa disebut
tanaman poppy. Tanaman ini tumbuh subur disekitar dataran Amerika Utara, Eropa,
Asia, dan Australia. Banyak sekali spesies tanaman dari golongan papaveraceae,
tapi tidak ada yang sebanding dengan Papaver somniferum. Kelopak bunga poppy
ini kemudian banyak digunakan sebagai obat selama berabad-abad sebagai
penghilang rasa sakit, pelemas otot yang kejang, diare, hingga keracunan.
Opium dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Opium berasal dari kata
"opion" yang berarti sari atau getah tanaman poppy. Tanaman poppy
yang siap untuk dijadikan opium terlihat pada kulit kelopak bunganya yang
matang dengan bilah daun yang meruncing. Kelopak itu kemudian diiris untuk mengeluarkan
getah putih yang kemudian dikeringkan menjadi resin berwarna kecokelatan yang
agak lengket.
Opium yang dihasilkan memiliki beberapa warna mulai dari kuning hingga
hitam kecokelatan serta memiliki bau khas dengan rasa agak pahit. Opium menghasilkan
alkaloid berupa morfin yang termasuk dalam kategori narkotika.
Antara tahun 1803 hingga 1805, apoteker muda asal Jerman,
“Friedrich Wilhelm Adam Serturner”, berhasil mengisolasi kristal morfin yang
terbuat dari resin opium. Isolasi ini kemudian digunakan para dokter sebagai
penawar rasa sakit pada dosis tertentu. Namun demikian, morfin dapat
meningkatkan resiko kematian pasien karena depresi pada saluran pernapasan.
Opium sangat lekat dengan perkembangan dunia medis. Opium sering digunakan
sebagai analgetik, terutama setelah ditemukannya morfin. Morfin dapat
mengurangi rasa sakit yang diderita pasien, tapi potensi ketergantungan setelah
pemakaian sangat tinggi.
Sifat
Morfin
Sifat
morfin yaitu khasiat analgesik morfin lebih efektif pada rasa nyeri yang
terputus-putus (interminten) dan yang batasnya tidak tegas. Dalam dosis cukup
tinggi, dapat menghilangkan kolik empedu dan uretur. Morfin menekan pusat
pernafasan yang terletak pada batang otak sehingga menyebabkan pernafasan
terhambat. Kematian pada kelebihan dosis morfin umumnya disebabkan oleh sifat
menghambat pernafasan ini. Efek menekan pernafasan ini diperkuat oleh
fenotiazin, MAO-I dan imipramin. Sifat morfin lainnya ialah dapat menimbulkan
kejang abdominal, muka memerah, dan gatal terutama di sekitar hidung yang
disebabkan terlepasnya histamin dalam sirkulasi darah, dan konstipasi, karena
morfin dapat menghambat gerakan peristaltik. Melalui pengaruhnya pada
hipotalamus, morfin meningkatkan produksi antidiuretik hormon (ADH) sehingga
volume air seni berkurang. Morfin juga menghambat produksi ACTH dan hormon
gonadotropin sehingga kadar 17 ketosteroid dan kadar 17-hidroksi kortikosteroid
dalam urine dan plasma berkurang. Gangguan hormonal ini menyebabkan
terganggunya siklus menstruasi dan impotensi.
§ Farmakodinamik
Efek
morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos.
Efek morfinpada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan
stimulasi. Digolongkan depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi,
hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis,miosis, mual
muntah, hiperaktif reflek spinal, konvulsi dan sekresi hormon anti diuretika
(ADH). .(Latief dkk, 2001; Sarjono dkk, 1995; Wibowo S dan Gopur A., 1995;
Omorgui, 1997).
Farmakokinetik
Morfin
tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang luka. Morfin
juga dapatmenembus mukosa. Morfin dapat diabsorsi usus, tetapi efek analgesik setelah
pemberian oral jauhlebih rendah daripada efek analgesik yang timbul setelah
pemberian parenteral dengan dosis yangsama. Morfin dapat melewati sawar uri dan
mempengaruhi janin. Ekskresi morfin terutama melaluiginjal. Sebagian kecil
morfin bebas ditemukan dalam tinja dan keringat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar